Pandemi COVID-19 mengubah cara manusia bekerja. Dari kantor penuh waktu, kini muncul model hybrid dan remote working yang menjadi bagian dari normal baru.
Banyak pekerja merasakan manfaatnya: hemat waktu perjalanan, fleksibel mengatur jam kerja, dan keseimbangan hidup lebih baik.
Namun, tidak semua perusahaan siap. Budaya kolaborasi tatap muka sulit tergantikan oleh pertemuan online. Produktivitas tim juga bervariasi tergantung adaptasi individu.
Beberapa perusahaan teknologi besar, seperti Google dan Microsoft, memilih model hybrid permanen. Tetapi sektor manufaktur atau layanan tetap membutuhkan kehadiran fisik.
Tantangan lain adalah kesehatan mental. Isolasi berkepanjangan bisa memicu stres dan kelelahan digital.
Kesimpulannya, perubahan budaya kerja ini bukan sekadar tren sesaat. Normal baru sudah terbentuk, meski bentuk akhirnya akan berbeda di tiap industri.

